Welcome in this blog !
Like yaaa ?
Salam Kenal aku Ziyah
Fb : Nur Maziyah Hurin'in
Twitter : @ziiyooo

Jumat, 13 April 2012

MAKALAH HUBUNGAN PENGARUH MSG TERHADAP KESEHATAN TUBUH


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kualitas pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah aman, bergizi, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat  (UU Nomor  7 Tahun 1996).
Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya. Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut (Anonimous 2000).
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan.Konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat mengingat terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri.Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasayang sesuai dengan masyarakat.
Makanan olahan buatan pabrik, dari mi instan sampai dengan makanan cepat saji. Dari keripik kentang sampai dengan makanan di warung-warung tegal, yang biasa dikonsumsi, terutama pada saat makan siang. Semuanya mengandung bumbu penyedap atau yang biasa dikenal dengan vetsin atau MSG.Vetsin atau monosodium glutamate (MSG) adalah penyedap rasa yang sering digunakan saat memasak untuk menyedapkan masakan. Setelah diberi sedikit vetsin, makanan dapat menjadi sedap karena di dalam vetsin itu terkandung asam sodium glutanik (glutanic acid sodium).
Dari berbagai senyawa pembangkit citarasa yang beredar bebas di pasaran seperti misalnya MSG, 5 nukleotida, maltol (soft drink), dioctyl sodium sulfosuccinate (untuk susu kaleng) dan lain sebagainya, ternyata hanya monosodium glutamat (MSG) yang banyak menimbulkan kontroversi antara produsen dan konsumen (Winarno 2004).
Usia anak-anak atau masa pertumbuhan lebih sensitif terhadap efek MSG daripada kelompok dewasa. Sementara untuk efek terjadinya kejang dan urtikaria (gatal-gatal dan bengkak di kulit seperti pada kasus alergi makanan), masih belum bisa dibuktikan.World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh. Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Banyak orang mengetahui akan bahaya monosodium glutamat dan jika mereka mengetahui efek samping dari MSG, harusnya masyarakat mulai mengurangi penggunaan MSG, akan tetapi hal yang terjadi malah tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, banyak masyarakat yang masih mengonsumsi MSG secara berlebihan, dengan asumsi makin banyak MSG makin enak.
Oleh karena itu, dari latar belakang di atas, penulis mengangkat judul “ Pengaruh Jajanan yang Mengandung MSG yang Berbahaya bagi Kesehatan Tubuh”. 
B.  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan MSG (Monosodium Glutamat) ?
2.      Apa yang dimaksud dengan makanan jajanan?
3.      Apa saja bahaya mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG (Monosodium Glutamat) bagi kesehatan tubuh ?

C.  Tujuan Pembahasan
1.      Menghasilkan paparan tentang MSG (Monosodium Glutamat).
2.      Menghasilkan paparan tentang Makanan Jajanan.
3.      Menghasilkan paparan mengenai bahaya mengkonsumsi jajanan yang mengandung MSG (Monosodium Glutamat) bagi kesehatan tubuh.

D.  Manfaat Pembahasan
1.      Manfaat Teoritis
Menambah teori tentang MSG ( Monosodium Glutamat).
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Penulis
1)      Menambah ilmu pengetahuan penulis, khususnya dalam pembuatan makalah
2)      Menjadi masukan bagi penulis.
3)      Penulis dapat mengetahui dan akhirnya menghindari makanan jajanan yang mengandung MSG yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
b.      Bagi Pembaca
1)      Menjadi masukan bagi pembaca.
2)      Dapat dijadikan refrensi bagi para pembaca dan para penulis lainnya di masayang akan datang.
3)      Pembacadapat memmahami dan mengetahui dan akhirnya menghindari makanan jajanan yang mengandung MSG yang berbahaya bagi tubuh. 
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Monosodium Glutamat (MSG)
1.      Sejarah Monosodium Glutamat (MSG)
Manfaat asam amino glutamat sebagai penyedap rasa baru diketahui pada tahun 1908 oleh seorang ilmuwan Jepang bernama Dr. Kikunae Ikeda.
Penemuan MSG oleh Dr. Ikeda diawali oleh keprihatinannya terhadap kondisi fisik rakyat Jepang pada waktu itu. Sewaktu belajar ilmu Kimia modern di Jerman, dia membandingkan tubuh orang Jerman yang lebih tinggi dari pada orang Jepang. Dia juga mengamati makanan Jerman dan merasakan kesamaan cita rasa unik pada makanan Jerman yang juga ada pada makanan Jepang.
Setelah kembali ke Jepang, Dr. Ikeda memusatkan penelitiannya pada bumbu tradisional Jepang, yaitu kaldu yang terbuat dari rumput laut (Kombu). Dia berhasil mengisolasi sumber rasa unik tersebut, yaitu asam Glutamat. Rasa ini kemudian diperkenalkannya dalam bahasa Jepang sebagai rasa “Umami”.
Penemuan Glutamat sebagai sumber rasa “Umami” mengukuhkan ambisi Ikeda untuk memperbaiki kondisi fisik bangsanya, yaitu melalui bumbu masak yang menambah citarasa dan kelezatan makanan Jepang. Dr. Ikeda mendapatkan paten atas metode produksi MSG. Namun, asam Glutamat murni yang dihasilkannya tidak menarik secara komersial karena sifat fisik dan kimianya. Hingga akhirnya Dr. Ikeda berhasil mensenyawakan glutamate dengan sodium menjadi Monosodium Glutamat (MSG). Dengan membagi hak patennya dengan seorang pemilik pabrik Iodine, Saburousuke Suzuki, Dr Ikeda kemudian berhasil mewujudkan hasratnya memproduksi dan memasarkan MSG secara massal.
Demikianlah, MSG mulai dipasarkan di Jepang pada tahun 1909. Pada waktu itu MSG diproduksi melalui proses ekstraksi gluten hingga tahun 1960-an. Proses produksi ini tidak dapat memenuhi permintaan yang meningkat dengan cepat dari pasar Jepang dan dunia. Inovasi teknologi fermentasi pada tahun 1956 kemudian membantu usaha meningkatkan produksi MSG yang terus diterapkan hingga sekarang. MSG sekarang umumnya diproduksi dengan menggunakan bahan baku yang kaya glukosa seperti tetes tebu, singkong, jagung, gandum, sagu dan beras. Proses fermentasi merupakan proses pengolahan makanan traditional yang juga digunakan untuk membuat tape, tempe, kecap dan lain lain.
Meskipun MSG baru ditemukan oleh Dr Ikeda 100 tahun yang lalu, namun bumbu masak yang kaya glutamat ternyata sudah digunakan di zaman kuno dulu. Kecap ikan yang menjadi bumbu wajib di Asia tenggara ternyata sudah dipakai untuk melezatkan makanan oleh orang-orang Yunani dan Romawi 2500 tahun yang lalu. Kecap ikan sangat kaya kandungan glutamat bebasnya, yaitu 1370mg/100g. Di sepanjang Teluk Mediterania dan Laut Hitam ditemukan gerabah-gerabah kuno yang dipakai untuk membuat dan menyimpan kecap ikan oleh penduduk Yunani dan Romawi kuno. Pada masa Yunani kuno kecap ikan dinamakan Garon, sementara pada masa Romawi kuno dinamakan Garum atau Liquamen.
2.      Pengertian Monosodium Glutamat (MSG)
Mononatrium glutamat yang juga disebut monosodium glutamat (MSG) atau mononatrium glutamat adalah kombinasi ikatan garam natrium dari asam glutamat yang berfungsi sebagai penguat rasa makanan. Kandungan MSG biasanya terdapat dalam beberapa jenis makanan, terutama bumbu penyedap rasa dan sebagian snack untuk cemilan sehari-hari.

3.      Proses Pembuatan MSG
Monosodium glutamat merupakan senyawa sintetik, dengan kata lain MSG merupakan zat aditif buatan. Proses pembuatan MSG menurut Profesor Dr. Umar Anggara Jenie, guru besar Fakultas Farmasi UGM dan PAU-Bioteknologi UGM adalah sebagai berikut:
a.       MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes gula (molases) oleh bakteri (Brevibacterium lactofermentum). Dalam proses fermentasi ini, pertama-tama akan dihasilkan asam glutamat. Asam glutamat yang terjadi dari proses fermentasi ini, kemudian ditambah soda (Sodium Carbonate), sehingga akan terbentuk monosodium glutamat (MSG). MSG yang terjadi ini, kemudian dimurnikan dan dikristalisasi, sehingga merupakan serbuk kristal murni, yang siap dijual di pasar.
  1. Sebelum bakteri (pada butir 1) tersebut digunakan untuk proses fermentasi pembuatan MSG, maka terlebih dahulu bakteri tersebut harus diperbanyak (dalam istilah mikrobiologi: dibiakkan atau dikultur) dalam suatu media yang disebut Bactosoytone. Proses pada butir 2 ini dikenal sebagai proses pembiakan bakteri, dan terpisah sama sekali (baik ruang maupun waktu) dengan proses pada butir 1. Setelah bakteri itu tumbuh dan berbiak, maka kemudian bakteri tersebut diambil untuk digunakan sebagai agen biologik pada proses fermentasi membuat MSG (proses pada butir 1).
  2. Bactosoytone sebagai media pertumbuhan bakteri, dibuat tersendiri (oleh Difco Company di AS), dengan cara hidrolisis enzimatik dari protein kedelai (soyprotein). Dalam bahasa yang sederhana, protein kedelai dipe-cah dengan bantuan enzim sehingga menghasilkan peptida rantai pendek (pepton) yang dinamakan Bactosoytone itu. Enzim yang dipakai pada proses hidrolisis inilah yang disebut Porcine, dan enzim inilah yang diisolasi dari pankreas babi.
  3. Perlu dijelaskan disini bahwa, enzim Porcine yang digunakan dalam proses pembuatan media Bactosoytone, hanya berfungsi sebagai katalis, artinya enzim tersebut hanya mempengaruhi kecepatan reaksi hidrolisis dari protein kedelai menjadi Bactosoytone, tanpa ikut masuk ke dalam struktur molekul Bactosoytone itu. Jadi Bactosoytone yang diproduksi dari proses hidrolisis enzimatik itu, jelas bebas dari unsur-unsur babi, selain karena produk Bactosoytone yang terjadi itu mengalami proses klarifikasi sebelum dipakai sebagai media pertumbuhan, juga karena memang unsur enzim Porcine ini tidak masuk dalam struktur molekul Bactosoytone, karena Porcine hanya sebagai katalis saja.
    proses clarification yang dimaksud adalah pemisahan enzim Porcine dari Bactosoytone yang terjadi. Proses ini dilakukan dengan cara pemanasan 160°F selama sekurang-kurangnya 5 jam, kemudian dilakukan filtrasi, untuk memisahkan enzim Porcine dari produk Bactosoytone-nya. Filtrat yang sudah bersih ini kemudian diuapkan, dan Bactosoytone yang terjadi diambil.
  4. Perlu dijelaskan, bahwa proses pembuatan media Bactosoytone ini merupakan suatu media pertumbuhan bakteri, dan dijual di pasar, tidak saja untuk bakteri pembuat MSG, tetapi juga untuk bakteri-bakteri lainnya yang digunakan untuk keperluan pembuatan produk biotik-industri lainnya.
    catatan: nama Bactosoytone merupakan nama dagang, yang dapat diurai sebagai berikut: Bacto adalah nama dagang dari Pabrik pembuatnya (Difco Co); Soy dari asal kata soybean: kedelai, tone, singkatan dari peptone; jadi Bactosoytone artinya pepton kedelai yang dibuat oleh pabrik Difco.
  5. Setelah bakteri tersebut ditumbuhkan pada media Bactosoytone, kemudian dipindahkan ke Media Cair Starter. Media ini sama sekali tidak mengandung Bactosoytone. Pada Media Cair Starter ini bakteri berbiak dan tumbuh secara cepat.
g.      Kemudian, bakteri yang telah berbiak ini dimasukkan ke Media Cair Produksi, dimana bakteri ini mulai memproduksi asam glutamat; yang kemudian diubah menjadi MSG. Media Cair Produksi ini juga tidak mengandung Bactosoytone. Bakteri penghasil MSG adalah Brevibacterium lactofermentum atau Corynebacterium glutamicum, adalah bakteri yang hidup dan berkembang pada media air. Jadi bakteri itu terma-suk aqueous microorganism.

4.      Pemanfaatan Monosodium Glutamat (MSG) dalam Makanan
MSG dapat digunakan dalam berbagai makanan yang memiliki rasa gurih termasuk daging, ikan, berbagai sayuran, berbagai saus, berbagai sup dan berbagai bumbu. MSG menimbulkan gabungan rasa yang baik antara rasa asin dan asam.

Memang tidak dapat dipungkiri, kelezatan suatu hidangan dapat menambah gairah santap. Berbagai carapun dilakukan untuk menghasilkan suatu hidangan yang lezat. Salah satunya dengan menambahkan sedikit bahan penyedap rasa instan (MSG) ke dalam hidangan tersebut. MSG, yang terdiri dari air, sodium, dan glutamat ini mudah didapat dan harganya pun murah. Sehingga sering membuat kita lupa akan adanya efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi MSG ini.
Di dalam MSG, yang berperan dalam memberikan rasa lezat pada makanan adalah glutamat. Glutamat merupakan asam amino yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung protein, misalnya keju, daging, susu, ikan, dan sayuran. Glutamat juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata membutuhkan kurang lebih 11 gram glutamat per hari yang didapat dari sumber protein alam
.

MSG dijual dalam berbagai bentuk produk dan kemasan, produk penyedap rasa seperti Ajinomoto atau Royco mengandung MSG sebagai salah satu bahan penyedap rasa. Produk makanan siap saji, makanan beku maupun makanan kaleng juga mengandung MSG dalam jumlah yang cukup besar. Selain lada dan garam, botol berlabel penyedap rasa yang mengandung MSG juga dapat dengan mudah ditemukan di rak bumbu dapur maupun di atas meja restoran. Umumnya, Restoran Cina banyak menggunakan MSG untuk menyedapkan masakan-masakannya. MSG juga terdapat pada makanan ringan (Snack) yang banyak beredar di masyarakat, seperti Chiki, Chitato, Cheetos, Taro Snack, Smax,dan lain sebagainya.
5.      MSG pada Wanita Hamil dan Menyusui
Glutamat hanya akan menembus placenta bila kadarnya dalam darah ibu mencapai 40 – 50 kali lebih besar dari kadar normal. Sementara kalau ibu menyusui menyantap MSG 100 mg/kg berat badan, mungkin kadar glutamat dalam darahnya akan naik, tetapi tidak dalam ASI.
Batasan aman yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan. Jadi, jika berat seseorang 50 kg, maka konsumsi MSG yang aman menurut perhitungan tersebut 6 gr (kira-kira 2 sendok teh) per hari(berlaku pada orang dewasa. WHO tidak menyarankan penggunaan MSG pada bayi di bawah 12 minggu).(Anonimous2001).
            MSG dapat melakukan penetrasi pada penghalang placenta dan mendistribusi hampir di antara jaringan-jaringan embrio. MSG juga dapat menyebabkan kematian neuron yang dapat menghasilkan pengurangan kemampuan belajar. Disarankan bagi ibu hamil untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamat dan memperhatikan kembali tingkat  protein dan asam amino selama kehamilan.
B.  Makanan Jajanan
1.    Pengertian
Makanan jajanan (Street Foods) adalah jenis makanan yang dijual dikaki lima, pinggiran jalan , di stasiun, di pasar, di tempat pemukiman serta lokasi yang sejenis. (Winarno, 1997)

2.    Jenis-Jenis Makanan Jajanan
Pada umumnya makanan jajanan dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu: (Winarno, 1997)
a. Makanan utama atau main dish yaitu nasi rames, nasi rawon, nasi pecel, dan sebagainya.
b. Panganan atau snak yaitu kue, onde-onde, pisang goreng, dan lain
     sebagainya.
 c. Golongan minuman yaitu es teler, es buah, the, kopi, dewet, jenang, dan     sebagainya.
 d. Buah-buahan segar yaitu mangga, durian, dan sebagainya

Jenis makana jajanan banyak disukai oleh anak balita, apalagi banyak makanan jajan yang beredar untuk anak. Pemberian makanan jajanan pada anak harus memperhatikan dari segi kesehatan, serta cocok tidaknya untuk anak seperti zat aditif yang ditambahkan pada makanan untuk diawetkan dan penampilan tapim mempunyai efek yang tidak baik

C.  Bahaya Mengkonsumsi Monosodium Glutamat (MSG)
Glutamat dalam bentuk bebas seperti MSG merupakan senyawa beracun yang dapat menimbulkan masalah kesehatan diantaranya:

1.      Menurunnya fungsi otak
Ketika sel-sel neuron di otak menerima senyawa Monosodium Glutamat (MSG), mereka menjadi sangat bergairah dan meningkatkan impulsnya sampai pada tingkat kelelahan yang sangat tinggi. Tapi, beberapa jam kemudian neuron-neuron tersebut mati seakan-akan bergairah untuk mati. Jika banyak sel neuron yang mati, maka fungsi otak pun bisa menurun, yang tentunya sangat berbahaya bagi perkembangan otak, terutama anak-anak. Dalam suatu percobaan, anak-anak yang mengonsumsi sup mengandung MSG dan meminum Nutrasweet (soft drink) darahnya akan mempunyai tingkat excitotoxin (keracunan) enam kali lebih besar dari excitotoxin yang menghancurkan hypothalamus neuron pada bayi tikus.Jadi , MSG dapat menyebabkan menurunnya fungsi otak dan semakin muda anak yang mengonsumsi MSG, semakin besar bahaya yang dapat ditimbulkan MSG pada otak.
2.       Chinese Restaurant Syndrome ( Sindrom Restotran Cina)
Masakan cina banyak menggunakan MSG. Karena itulah gejala yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome.
Walaupun sebagian besar orang dapat mengkonsumsi MSG tanpa masalah, beberapa orang memiliki alergi bila mengkonsumsi berlebihan yaitu gejala seperti pening, mati rasa yang menjalar dari rahang sampai belakang leher, sesak nafas dan keringat dingin. Secara umum, gejala-gejala ini dikenal dengan nama sindrom restoran cina. Penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon menyantap 2 – 12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant Syndromes sudah hilang.
3.       Kanker
MSG dapat menyebabkan kanker karena Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.
4.       Alergi
MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin
5.      Adiktif.
Adiktif atau zat yang membuat ketagihan diduga terdapat dalam MSG. Kebanyakan orang obesitas menyukai snack yang mengandung MSG, sehingga memperberat derajat kelebihan berat badan orang tersebut.
6.      Hipertensi.
Kandungan natrium di dalam MSG beserta sifat adiktif yang ada pada MSG, dan sebagai salah satu penyebab hipertensi (tekanan darah tinggi). 
7.      Obesitas.
            MSG mengganggu hubungan endokrin antara meta-thermoregulatory modulators  (neuropeptida dan leptin) dan brown fat. MSG mengurangi thermogenicity brom fat sambil menekan asupan makanan. Artinya, MSG berpotensi menyebabkan obesitas bahkan ketika seseorang mengurangi asupan makanan sekalipun.
8.      Kerusakan Retina
Retina adalah suatu lapisan pada mata yang berfungsi menerima cahaya sebelum diteruskan ke otak untuk diterjemahkan sebagai suatu objek penglihatan. Berbagai studi telah dilakukan tentang kerusakan retina akibat penggunaan MSG. MSG dalam dosis tertentu diketahui dapat merusak neuron-neuron (sel-sel saraf) pada lapisan dalam retina mata. 
9.      Kerusakan hipotalamus dan struktur otak lain, sakit kepala (magrain) memperberat keadaan autisme dan hiperaktifitas, memperberat serangan asma, dan menimbulkan alergi..
10.    Diabetes
Glutamat melakukan ikatan dengan reseptornya di dalam pankreas. Akibatnya, pankreas akan memproduksi insulin lebih banyak dari biasanya. Dengan dipacunya produksi insulin, otomatis perombakan kadar gula dalam darah mengalami peningkatan. “Itulah yang membuat glutamat bisa sebagai salah satu faktor penyebab diabetes”. Pankreas yang mendapat perlakuan dengan glutamat mengeluarkan insulin lebih banyak dibandingkan dengan biakan pankreas yang tanpa glutamat. Inilah yang membuat kelenjar pankreas makin lama mengalami kerusakan. Dalam keadaan normal, peningkatan insulin berkaitan erat dengan melonjaknya kadar gula dalam darah. Gula yang berlebih itu, dengan bantuan insulin, akan dirombak menjadi energi yang kemudian disimpan dalam jaringan tubuh seperti otot, jaringan lemak, dan hati. Peneliti tersebut menemukan bahwa efek dari glutamat itu lebih nyata bila dibarengi tingginya kadar gula. Namun, dalam kadar gula yang rendah pun, pengeluaran insulin masih terus berlangsung jika kelebihan glutamat.
 
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan

1.    Mononatrium glutamat yang juga disebut monosodium glutamat (MSG) adalah kombinasi ikatan garam natrium dari asam glutamat yang berfungsi sebagai penguat rasa makanan. Kandungan MSG biasanya terdapat dalam beberapa jenis makanan, terutama bumbu penyedap rasa dan sebagian snack untuk cemilan sehari-hari.
2.    Makanan jajanan (Street Foods) adalah jenis makanan yang dijual dikaki lima, pinggiran jalan , di stasiun, di pasar, di tempat pemukiman serta lokasi yang sejenis. (Winarno, 1997)
3.     Glutamat dalam bentuk bebas seperti MSG merupakan senyawa beracun yang dapat menimbulkan masalah kesehatan diantaranya:
a.       Menurunnya fungsi otak
b.      Chinese Restourant Syndrom (Sindrom restoran cina)
c.       Kanker
d.      Alergi
e.       Adiktif
f.       Hipertensi
g.      Obesitas
h.      Kerusakan retina
i.        Kerusakan hipotalamus dan struktur otak lain, sakit kepala
(migrain) memperberat keadaan autisme dan hiperaktifitas, memperberat serangan asma, dan menimbulkan alergi
j.        Diabetes
B.     Saran
1.       Bagi Konsumen
a.       Hati-hati dalam memilih makanan jajanan yang mengandung MSG.
b.      Tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG lebih dari takaran, takaran yang sudah ditentukan yaitu 6 mg/kg berat badan manusia perhari untuk orang dewasa.
c.     Anak kecil atau Ibu yang sedang hamil, harus hati-hati supaya jauh dari pengaruh negative makanan jajanan yang berbahaya bagi kesehatn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar