Welcome in this blog !
Like yaaa ?
Salam Kenal aku Ziyah
Fb : Nur Maziyah Hurin'in
Twitter : @ziiyooo

Kamis, 02 Agustus 2012

Makalah Caries Dentis


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Zat gizi ialah substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan oleh tubuh untuk memacu pertumbuhan, pertahanan, dan atau perbaikan. Zat gizi dikelompokkan menjadi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi pembangkit energy yaitu karbohidrat, lemak, protein dan vitamin sedangkan zat gizi penghasil energy adalah karbohidrat, lemak dan protein. Air dan mineral tidak mengandung energy, Air dan mineral hanya bertindak sebagai zat pelarut. Oleh karena itu, keterkandungan air dan mineral dalam makanan akan mempengaruhi kadar atau kepadatan kandungan energy makanan tersebut.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu.
Masalah gizi secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutrition imbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, disamping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap. Banyak penyakit yang disebabkan kerungan zat gizi. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai penyakit kekurangan mineral diantaranya seperti anemia, karies dentis dll. Namun dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai penyakit karies dentis yang merupakan akibat dari kekurangan mineral.
Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi. Pada banyak penelitian dilaporkan bahwa pada usia ini kebanyakan anak hanya mau makan satu jenis makanan selama berminggu minggu (food jug) , orang tua tidak perlu gusar, asal makanan tersebut dapat memenuhi gizi anak. Sementara itu, orang tua tidak boleh jera menawarkan kembali jenis makanan lain setiap kali makan. Karies yang terjadi pada gigi susu memang tidak berbahaya , namun kejadian ini biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja bahkan sampai dewasa. Gigi yang berlubang akan menyerang gigi permanen sebelum gigi tersebut menembus gusi. 

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan dentis (gigi) ?
2.      Apa yang dimaksud dengan karies dentis ?
3.      Bagaimana proses terjadinya karies dentis ?
4.      Bagaimana cara mencegah karies dentis ?

C.     Tujuan Pembahasan
1.      Menghasilkan paparan tentang dentis (gigi)
2.      Menghasilkan paparan mengenai karies dentis
3.      Menghasilkan paparan tentang proses terjadinya karies dentis
4.      Menghasilkan paparan tentang pencegahan karies dentis

D.     Manfaat Pembahasan
1.      Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan menegenai teori tentang karies dentis
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Penulis
1)      Menambah ilmu pengetahuan penulis, khususnya dalam pembuatan makalah tentang karies dentis
2)      Menambah pengetahuan tentang karies dentis
b.      Bagi Pembaca
1)      Menjadi masukan bagi pembaca.
2)      Dapat dijadikan refrensi bagi para pembaca dan para penulis lainnya di masa yang akan datang.
3)      Pembaca dapat memahami dan mengetahui paparan mengenai karies dentis



BAB II
PEMBAHASAN


A.     Gigi (Dentis)
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi pada  rahang atas dan rahang bawah, gigi terdiri dari tiga bagian yaitu mahkota gigi, akar gigi dan leher gigi. Gigi susu mulai tumbuh ketika bayi berumur 6 bulan setelah bayi berumur 2 tahun maka seluruh gigi yang berjumlah 20 buah sudah tumbuh sempurna (Ircham, 2003).
Pembentukan gigi telah dimulai sejak kanin berumur satu setengah bulan dalam kandungan ibu, vitamin dan mineral pada khususnya kalsium dan  fosfor  yang  dibutuhkan  untuk  pertumbuhan  dan  perkembangan  gigi bayi  diambil  secara  otomatis  dari  aliran  darah  ibu,  oleh  karena  penting bagi kesehatan ibu dan bayi (Rahmadhan, 2010). 
Bahan  makanan  yang  banyak  mengandung  kalsium  dan  fosfor anatara  lain  susu,  keju,  daging,  ikan  telur.  Akan  tetapi  apabila  konsumsi dalam  makanan  sehari-hari  dirasa  kurang,  dapat  ditambahkan  dengan mengkonsumsi    obat    yang    mengandung    yang    diberikan    dengan  pengawasan dokter (Rahmadhan, 2010).
Bentuk  gigi  berbeda  sesuai  dengan  fungsinya,  gigi  seri  untuk  memotong gigi taring yang runcing untuk menahan dan merobek, geraham  untuk   menghaluskan   makanan.   Menurut   Mansjoer   (2009)   walaupun bentuknya  berbeda-beda  semua  mempunyai  susunan  yang  sama,  gigi terdiri atas :
1.      Mahkota gigi (mahkota klinis)
Bagian  yang  menonjol  diatas  gusi,  sedangkan  mahkota  anatomis  adalah bagian gigi yang dilapisi email.
2.      Akar gigi 
Bagian  yang  terpendam  dalam  alvelous  dalam  tulang  maksilla  atau  mandibula.  
3.      Leher gigi 
Tempat terbentuknya mahkota anatomis dan akar gigi.



Komponen gigi menurut Ircham (2003) adalah :
1.      Email 
Merupakan   bahan   pada   tubuh,   email   tersusun   dari   99%   bahan anorganik  terutama  kalsium  fosfat  dalam  bentuk  kristal  apatin  dan hanya  1  %  bahan  organik.  Bahan  organiknya  terdiri  dari  anamelin, suatu protein yang kaya akan prolin 
2.      Dentin 
Dentin  terdiri  dari  70%  zat  anorganik,  18%  dan  12%  air,  dentin terletak  dibawah  email  dan  merupakan  bagian  terbesar  dari  seluruh gigi dentin lebih lunak dari pada email dan melindungi pulpa.
3.      Pulpa 
Pulpa  terdiri  dari  25%  zat  organik  dan  75%  air.  Jaringan  pulpa merupakan  jaringan  lunak  yang  terdapat  diruang  pulpa  dan  seluruh  akar jaringan ini terdiri dari :  
a.         Pembuluh limfe. 
b.         Pembuluh darah (arteri dan vena).
c.         Urat saraf.

 




B.     Karies Dentis
Karies  gigi  adalah  suatu  proses  kronis,  regresif  yang  dimulai  dengan larutnya mineralemail, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara  email  dan  sekelilingnya  yang disebabkanoleh  pembentukan  asam  mikrobial  dari  substrat  (medium  makanan  bagi  bakteri)  yang dilanjutkan dengan  timbulnya  destruksi  komponen-komponen  organik  yang  akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang)  (Kennedy, 2002). Karies  dentis  merupakan  proses  patologis  berupa  kerusakan  yang terbatas  di  jaringan  gigi  mulai  dari  email  kemudian  berlanjut  ke  dentin.
Karies dentis ini merupakan masalah mulut uatama pada anak dan remaja, periode  karies  paling  tinggi  adalah  pada  usia  4-8  tahun  pada  gigi  sulung dan  usia  12-13  tahun  pada  gigi  tetap,  sebab  pada  usia  itu  email  masih mengalami  maturasi  setelah  erupsi,  sehingga  kemungkinan  terjadi  karies besar. Jika tidak mendapatkan perhatian karies dapat menular menyeluruh dari geligi yang lain (Behrman, 2002).
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3e/Toothdecay.png/150px-Toothdecay.pnghttp://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e4/Suspectedmethmouth09-19-05closeup.jpg/250px-Suspectedmethmouth09-19-05closeup.jpg


C.     Proses Terjadinya Karies Gigi 
Proses  terjadinya  karies  gigi  dimulai  dengan  adanya  plak  di  permukaan  gigi,  sukrosa  (gula)  dari  sisa  makanan  dan  bakteri  berproses menempel  pada  waktu  tertentu  yang  berubah  menjadi  asam  laktat  yang   10akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi (Suryawati, 2010).
Secara  perlahan-lahan  demineralisasi    interna  berjalan  ke  arah dentin  melalui  lubang  fokus  tetapi  belum  sampai  kavitasi  (pembentukan lubang).  Kavitasi  baru  timbul  bila  dentin  terlibat  dalam  proses  tersebut. Namun  kadang-kadang  begitu  banyak  mineral  hilang  dari    inti  lesi sehingga  permukaan  mudah  rusak  secara  mekanis,  yang  menghasilkan kavitasi  yang  makroskopis  dapat  dilihat.  Pada  karies  dentin  yang  baru mulai yang terlihat hanya lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri atas tulang  dentin  sklerotik,  kemungkinan  membentuk  rintangan  terhadap mikroorganisme  dan  enzimnya)  dan  lapisan  kelima  (lapisan  opak/  tidak tembus   penglihatan,   di   dalam   tubuli   terdapat   lemak   yang   mungkin merupakan  gejala  degenerasi  cabang-cabang  odontoblas).  Baru  setelah terjadi  kavitasi,  bakteri  akan  menembus  tulang  gigi.  Pada  proses  karies yang    amat    dalam,    tidak    terdapat    lapisan-lapisan    tiga    (lapisan ) demineralisasi,  suatu  daerah  sempit,  dimana  dentin  partibular  diserang),  lapisan empat dan lapisan lima (Suryawati, 2010).

D.     Faktor Penyebab Terjadinya Karies Gigi 
Menurut  Yuwono  (2003)  faktor  yang  memungkinkan  terjadinya karies yaitu : 
1.      Umur 
Terdapat  tiga fase umur yang dilihat dari sudut gigi geligi yaitu :
a.         Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies
b.         Periode  pubertas  (remaja)  umur  antara  14  tahun  sampai  20  tahun pada   masa   pubertas   terjadi   perubahan   hormonal   yang   dapat menimbulkan  pembengkakan  gusi,  sehingga  kebersihan  mulut menjadi  kurang  terjaga.  Hal  ini  yang  menyebabkan  prosentase karies lebih tinggi.
c.         Umur antara 40- 50 tahun, pada umur ini sudah terjadi retraksi atau menurunya  gusi  dan  papil  sehingga,  sisa    sisa  makanan  lebih sukar dibersihkan 
2.      Kerentanan permukaan gigi
a.    Morfologi gigi
     Daerah gigi yang mudah terjadi plak sangat mungkin terjadi karies.
b.    Lingkungan gigi
                 Lingkungan  gigi  meliputi  jumlah  dan  isi  saliva  (ludah),  derajat kekentalan  dan  kemampuan  buffer  yang  berpengaruh  terjadinya karies, ludah melindungi jaringan dalam rongga mulut dengan cara pelumuran  element  gigi  yang  mengurangi  keausan  okulasi  yang disebabkan  karena  pengunyahan,  Pengaruh  buffer  sehingga  naik turun PH dapat ditekan dan diklasifikasikan element gigi dihambat, Agrogasi   bakteri   yang   merintangi   kolonisasi   mikroorganisme, Aktivitas   anti   bakterial,  Pembersihan   mekanis   yang   dapat mengurangi akumulasi plak.
3.      Air ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam  mempengaruhi  kekerasan  email.  Air  ludah  ini  dikeluar  oleh  : kelenjar  paritis,  kelenjar  sublingualis  dan  kelenjar  submandibularis. Selama 24 jam, air ludah dikeluarkan glandula sebanyak 1000 – 1500 ml, kelenjar submandibularis mengeluarkan  40 % dan kelenjar parotis sebanyak 26 %. Pada malam hari pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara  mekanis  air  ludah  ini  berfungsi  membasahi  rongga  mulut  dan makanan  yang  dikunyah.  Sifat  enzimatis  air  ludah  ini  ikut  didalam pengunyahan untuk memecahkan unsur – unsur makanan. Hubungan  air  ludah  dengan  karies  gigi  telah  diketahui  bahwa pasien dengan sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase karies gigi yang semakin meninggi misalnya oleh karena  : therapi  radiasi  kanker  ganas,  xerostomia,  klien  dalam  waktu singkat  akan mempunyai    prosentase  karies  yang  tinggi.  Sering  juga ditemukan  pasien-pasien  balita  berumur  2  tahun  dengan  kerusakan atau karies seluruh giginya, aplasia kelenjar proritas (Yuwono, 2003).  
4.      Bakteri 
Menurut   Yuwono   (2003)   tiga   jenis   bakteri   yang   sering menyebabkan karies yaitu : 
a.         Steptococcus 
Bakteri  kokus  gram  positif  ini  adalah  penyebab  utama karies   dan   jumlahnya   terbanyak   di   dalam   mulut,   salah   satu   13spesiesnya yaitu Streptococus mutan, lebih dari dibandingkan yang  lain  dapat  menurunkan  pH  medium  hingga  4,3%.  Sterptococus mutan  terutama  terdapat  populasi  yang  banyak  mengkonsumsi sukrosa
b.         Actynomyces 
Semua  spesies  aktinomises   memfermentasikan  glukosa, terutama   membentuk  asam  laktat,  asetat,  suksinat,  dan  asam format.  Actynomyces  visocus  dan  actynomises  naesundil  mampu membentuk karies akar, fisur dan merusak periodontonium. 
c.         Lactobacilus 
Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai adalah lesi dentin yang dalam. Lactobasillus hanya dianggap faktor pembantu proses karies.
5.      Plak
Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin,  sisa-sisa  sel  jaringan  mulut,  leukosit,  limposit  dengan  sisa makanan  serta  bakteri.  Plak  ini  mula-mula  terbentuk,  agar  cair  yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertmbuhnya bakteri.
6.      Frekuensi   makan   makanan   yang   menyebabkan   karies   (makanan kariogenik)   Frekuensi  makan  dan  minum  tidak  hanya  menimbulkan  erosi,  tetapi juga  kerusakan  gigi  atau  karies  gigi.  Konsumsi  makanan  manis  pada   waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat waktu makan utama. 

E.     Jenis-Jenis Karies Dentis
Menurut  Widya  (2008),  jenis  karies  gigi  berdasarkan  tempat terjadinya :
1.      Karies Insipiens 
Merupakan  karies  yang  terjadi  pada  permukaan  email  gigi  (lapisan terluar  dan  terkaras  dari  gigi),  dan  belum  terasa  sakit  hanya  ada pewarnaan hitam atau cokelat pada email. 
2.      Karies Superfisialis 
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan kadang-kadang terasa sakit. 
3.      Karies Media 
Merupakan karies yang sudah mencapai  bagian dentin ( tulang gigi ) atau bagian pertengahan antara permukaan  gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya  terasa  sakit  bila  terkena  rangsangan  dingin,  makanan  asam dan manis.   
4.      Karies Profunda 
Merupakan  karies  yang  telah  mendekati  atau  bahkan  telah  mencapai pulpa  sehingga  terjadi  peradangan  pada  pulpa.  Biasanya  terasa  sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati dan  ditambal  maka  gigi  akan  mati,  dan  untuk  perawatan  selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya.

F.      Upaya mencegah karies dentis
Upaya mencegah karies dentis, tentu sudah jelas, ialah menggosok gigi dengan pasta gigi berfluorida ( sebaiknya segera sesudah makan), di samping tidak makan makanan yang lengket atau bergula.
Makanan lain yang baik untuk gigi antara lain, buah segar, popcorn (bukan popcorn bercaramel), kacang, keju, yogurt, kraker berselai kacang, air buah dan sayuran, sayuran segar, permen tidak bergula, serealia tidak manis dan asinan. Kismis sebetulnya juga terlarang, namun masih boleh dimakan dalam jumlah sedang (karena terlalu banyak mengandung vitamin dan mineral). Di luar ini, permen (terutama permen karet), lollipop, sereal berlapis gula, sebaiknya tidak dibiasakan untuk dimakan,
Karies yang terjadi pada gigi susu memang tidak berbahaya , namun kejadian ini biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja bahkan sampai dewasa. Gigi yang berlubang akan menyerang gigi permanen sebelum gigi tersebut menembus gusi.  
Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi dilakukan dengan:
1.     Perawatan mulut 
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut :
a.         Sikatlah  gigi  sekurang    kurangnya  dua  kali  sehari  pada  waktu  – waktu  yang tepat  yaitu  waktu  sesudah  makan,  sebelum  tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur.
b.         Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat kecil.
c.         Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.
d.        Gunakan  pencuci  mulut  anti  plak  yang  mengandung  antibiotik (vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine 0, 1 %).
e.         Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi  dengan  benar,  dapat  digunakan  kain  pembersih  yang  tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi  serta  lidah.  Cara  mempergunakan  yaitu  dengan  melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi.
f.          Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami
pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu atau sikat gigi. 
2.      Diet 
   Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan yang  dikonsumsi.  Hindari  kebiasaan  makan  makanan  yang  merusak gigi   (permen,   coklat   dan   lain   sebagainya)   dan   membiasakan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur).
3.      Flouridasi 
            Flouridasi  dilakukan  dengan  memungkinkan  dokter  gigi  memberikan sel  dental  pada  gigi,  menambahkan  floiuride  pada  suplai  air  minum dirumah,  penggunaan  pasta  gigi  yang  mengandung  floiuride  atau menggunakan tablet, tetesan atau hisap natrium floiuride. Karies   gigi   dapat   dihindari/dicegah   apabila   anak   melakukan perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.
















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.      Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi pada  rahang atas dan rahang bawah, gigi terdiri dari tiga bagian yaitu mahkota gigi, akar gigi dan leher gigi. Gigi susu mulai tumbuh ketika bayi berumur 6 bulan setelah bayi berumur 2 tahun maka seluruh gigi yang berjumlah 20 buah sudah tumbuh sempurna
2.      Karies  gigi  adalah  suatu  proses  kronis,  regresif  yang  dimulai  dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara  email  dan  sekelilingnya  yang  disebabkan  oleh  pembentukan  asam  mikrobial  dari  substrat  (medium  makanan  bagi  bakteri)  yang  dilanjutkan dengan  timbulnya  destruksi  komponen-komponen  organik  yang  akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang) 
3.      Proses  terjadinya  karies  gigi  dimulai  dengan  adanya  plak  di  permukaan  gigi,  sukrosa  (gula)  dari  sisa  makanan  dan  bakteri  berproses menempel  pada  waktu  tertentu  yang  berubah  menjadi  asam  laktat  yang   akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi
4.      Upaya mencegah karies dentis, tentu sudah jelas, ialah menggosok gigi dengan pasta gigi berfluorida ( sebaiknya segera sesudah makan), di samping tidak makan makanan yang lengket atau bergula.

B.     Saran
1.      Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan harus meningkatkan pembinaan agar masyarakat dapat hidup sehat dan terhindar dari karies gigi
2.      Bagi Pembaca
Sebaiknya menghindari makanan yang dapat menyebabkan karies dentis


3.      Bagi Peniliti Lain
Bahan refrensi yang dapat dikembangkan untuk dibuat suatu penelitian yang dapat diambil dari macam bahaya yang timbul akibat mengkonsumsi MSG secara berlebihan. Seperti penelitian tentang penyebab terjadinya aditif akibat MSG dan lain sebagainya.






















DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/kariesdentis, diakses pada tanggal 11 juli 2012
http://
Arisman, MB. (2009). Buku ajar ilmu gizi Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.